Daerah News Pasangkayu Pemerintahan

Sulbar Siapkan SDM Berkualitas Melalui Pencegahan Stunting

MAMUJU, REFERENSIMEDIA.COM — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar dan Komisi IX DPR RI melaksanakan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting kepada masyarakat di Desa Dapurang, Kecamatan Dapurang, Kabupaten Pasangkayu, Kamis, 1 Februari 2024.

Hadir pada kegiatan tersebut Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat, Rezky Murwanto, bersama anggota Komisi IX DPR RI dan Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Pasangkayu.

Rezky Murwanto pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pasangkayu satu-satunya kabupaten yang angka prevelensi menurun dan sekaligus terendah di Sulbar yaitu 25.8 persen berdasarkan SSGI Tahun 2022.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi penyakit berulang, terutama sejak dalam kandungan hingga anak usia di bawah dua tahun atau di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Capaian Kabupaten Pasangkayu ini harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi. Di tingkat desa, BKKBN juga memiliki Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB, yang siap membantu pencegahan stunting,” lanjut Rezky Murwanto.

Pada kesempatan yang sama Rezky Murwanto juga menyampaikan bahwa BKKBN bukan hanya tentang alat kontrasepsi, tapi merencanakan masa depan, sesuai tagline BKKBN saat ini Berencana itu Keren, rencanakan sekolah, kuliah, kerja dan pernikahan dengan baik.

“Apalagi jika hamil di luar nikah, banyak remaja yang akhirnya berhenti bersekolah, akhirnya tidak mampu bersaing. Saat ini IKN (Ibu Kota Nusantara) sedang di bangun, kalau SDM sulbar tidak mampu bersaing dengan yang lain, maka kita hanya akan jadi penonton saja,” ungkap Rezky Murwanto.

Lanjut pada kesempatan tersebut Rezky Murwanto juga menyampaikan bahwa Sulbar memiliki garis pantai yang panjang, sehingga akses untuk mengkonsumsi ikan secara rutin sangat mudah, kandungan omega tiganya pada ikan juga sangat bermanfaat untuk perkembangan otak anak.

Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Pasangkayu, Suri Fitriah, juga menyampaikan bahwa banyaknya jumlah kematian ibu dan anak, karena banyak ibu hamil tidak memeriksakan kandungannya, padahal ke puskesmas gratis, ke posyandu juga gratis.

“Pernikahan usia dini juga sangat beresiko, karena belum siap, baik secara fisik maupun mental, jadinya harapan untuk menghasilkan keluarga yang berkualitas tidak terwujud” ujar Suri Fitriah. (mk)

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.