Assesor WHO untuk OBRA Beri Apresiasi Surveilans di Provinsi Sulawesi Barat

MAMUJU, REFERENSIMEDIA.COM — Assesor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk OBRA memberikan apresiasi terhadap sistem surveilans di Provinsi Sulawesi Barat dalam kegiatan Outbreak Response Assessment (OBRA) Tahap Ketiga yang berlangsung secara daring.
Surveilans di Sulbar dinilai menjadi salah satu kekuatan utama dalam upaya mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio dan Peningkatan Capaian Imunisasi di Provinsi Sulawesi Barat.
Cristopher Maher, Assesor OBRA perwakilan WHO yang hadir via daring dalam kegiatan tersebut, menyatakan bahwa meskipun cakupan imunisasi di Sulawesi Barat masih perlu ditingkatkan, sistem pemantauan dan pelaporan kasus (surveilans) sudah sangat baik dan terstruktur.
“Surveilans sudah sangat kuat dan bagus dan bisa menjadi kekuatan dalam mendukung respon imunisasi dan mencegah munculnya kembali kasus polio,” ujarnya.
Penilaian OBRA bertujuan untuk melihat apakah KLB polio di Indonesia, termasuk di Sulawesi Barat, bisa segera dinyatakan berakhir.
Indahwati Nuryamsi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, yang memaparkan kondisi Sulawesi Barat menjelaskan bahwa penguatan surveilans selama ini dilakukan melalui pelatihan rutin bagi petugas, pengawasan di lapangan, serta pemanfaatan teknologi dalam pelaporan kasus.
“Kami bersyukur upaya tim surveilans di Sulawesi Barat mendapat pengakuan dari WHO. Ini memotivasi kami untuk terus menjaga mutu deteksi dan respons terhadap penyakit menular, khususnya polio,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, Asran Masdy, menambahkan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja bersama lintas sektor.
“Ini bukan kerja satu lembaga saja. Dukungan pemerintah daerah, puskesmas, rumah sakit, hingga kader di lapangan sangat berperan penting,” kata Asran.
Surveilans menjadi salah satu dari empat indikator penting dalam penilaian OBRA, selain cakupan imunisasi, manajemen vaksin, dan fungsi laboratorium. Evaluasi ini menjadi penentu apakah Sulawesi Barat dan provinsi lain dapat segera keluar dari status KLB Polio.
Dengan sistem surveilans yang kuat dan koordinasi lintas sektor yang terus ditingkatkan, Sulawesi Barat optimis untuk segera mencapai status bebas KLB polio. (mk)
Leave a Reply