Danpos Gakkum Sulbar Siap Proses Aduan Mahasiswa Terkait Perusahaan Penyerobot HL di Pasangkayu

MAMUJU, REFERENSIMEDIA.COM — Aliansi Mahasiswa Pemerhati Lingkungan Sulbar kembali melakukan aksi demontrasi di Kantor Balai Gakkum LHK Sulbar, Jumat, 13 September 2024.
Aksi ini merupakan aksi kedua kali yang dilakukan aliansi mahasiswa. Sebelumnya, mereka juga melakukan aksi serupa terkait perusahaan tambang yang menerobos kawasan HL.
Saat menyampaikan orasinya, Muh. Ahyar, mengatakan bahwa kedatangannya di Kantor Gakkum Sulbar untuk menyampaikan aduan terkait beberapa perusahaan yang menyerobot hutan lindung di Kabupaten Pasangkayu.
Ahyar mengaku, aduan yang disampaikannya ini semata-mata untuk kebaikan daerah Sulbar yang dicintainya, khususnya Kabupaten Pasangkayu.
“Ketika aduan kita tidak diproses dengan setegak-tegaknya, maka kantor Gakkum ini akan kita bakar kawan-kawan,” ujar disambut teriakan sepakat dari massa aksi.
Ahyar menambahkan, ketika mereka melakukan aksi minggu lalu, mereka diminta untuk memvalidasi data yang dimiliki. Dan hari ini Ia sudah berkoordinasi dan memvalidasi datanya di Kantor Kehutanan Sulbar, dan terbukti, dari peta yang didapatkan semua perusahaan tambang yang beroperasi di Sungai Lariang masuk kawasan HL.
“Pertanyaannya kenapa hanya satu perusahaan yang diproses oleh Gakkum Sulbar (Perusahaan WNA asal Korea Selatan yang bekerjasama dengan CV. Wahab Tola, yang merupakan perusahaan tambang pasir, red),” tanya Ahyar dalam orasinya.
Lantas Ahyar meminta agar Gakkum Sulbar segera dibubarkan saja jika tidak bisa lagi dipercaya oleh masyarakat. “Karena personil Gakkum digaji oleh hasil pajak dari masyarakat, sehingga jika Gakkum tidak bisa lagi dipercaya sebaiknya dibubarkan saja,” pungkas Ahyar.
Ditempat yang sama, Muhammad Masril meminta agar Gakkum Sulbar profesional dalam menangani persoalan perusahaan yang menyerobot HL di Sulbar. Karena semua perusahaan sama di hadapan hukum sehingga harus diperlakukan secara sama.
“Jika apa yang menjadi tuntutan kita hari ini tidak diindahkan Gakkum, maka jangan salahkan jika kami akan turun kembali dengan massa yang lebih besar untuk menyegel Kantor Gakkum Sulbar dan mengusir bapak dari bumi malaqbiq yang kami cintai,” tegas Masril.
Perlu kalian ketahui, lanjut Masril, ada sekitar 20 perusahaan yang ada di Sulbar, khususnya di Pasangkayu menyerobot HL namun tidak ditersangkakan Gakkum Sulbar.
“Apa yang dilakukan Gakkum Sulbar adalah tebang pilih dalam menangani persoalan yang ada. Itu yang tidak diinginkan dalam penegakan hukum di Sulbar ini. Seharusnya Gakkum Sulbar menindak semua perusahaan yang menyerobot HL tanpa tebang pilih,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Komandan Pos (Danpos) Gakkum Sulbar, Akbar Gandhi mengaku tidak sedikitpun berniat untuk melakukan tebang pilih dalam penanganan kasus penyerobotan HL di Sulbar. Lantas Ia menjelaskan kepada mahasiswa, bahwa dirinya baru bertugas sekitar dua bulan sebagai Danpos Gakkum Sulbar.
“Saya baru satu bulan 17 hari bertugas di Gakkum Sulbar, tapi sudah berhasil mengungkap dan mentersangkakan seorang WNA asal Korea Selatan dalam kasus tambang pasir yang menyerobot HL di Desa Lariang Pasangkayu,” ujarnya.
Lantas Akbar mempertanyakan kemana saja aliansi mahasiswa selama ini karena tidak bisa menghentikan kasus penyerobotan kawasan HL di Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu padahal sudah berjalan sekitar dua tahun.
“Sekarang saya mau tanya kalian semua, sudah dua tahun perusahaan tambang pasir di Lariang beroperasi, kenapa kalian tidak mengangkat kasus itu. Saya baru sekitar dua bulan sudah berhasil mengungkap kasus penyerobotan HL. Sulbar ini bukan kampung saya, saya orang pendatang. Saya tinggalkan anak istri saya untuk menjaga kampung anda,” tambah Akbar.
Meski begitu, Akbar Gandhi tetap berterima kasih atas aduan yang disampaikan aliansi mahasiswa ke Gakkum Sulbar. Karena secara tidak langsung hal ini dianggapnya sebagai bentuk dukungan mahasiswa kepada Gakkum Sulbar.
“Jangan biarkan kami berjuang sendiri memberantas permasalahan lingkungan di Sulbar. Oleh sebab itu, bantu kami,” ujar Akbar Gandhi.
Dengan adanya laporan ini, lanjut Akbar, Gakkum Sulbar akan leluasa melakukan penyelidikan terhadap perusahaan-perusahaan yang dilaporkan mahasiswa dugaan penyerobotan HL.
“Kami menyambut baik kedatangan mahasiswa, karena apa yang kami tidak tahu menjadi tahu dengan kedatangan adek mahasiswa. Namun karena mekanismenya harus ada yang melapor baru bisa ditindaki, maka dengan adanya laporan ini kami akan segera tindaklanjuti berkas dan bukti-bukti yang dilaporkan mahasiswa,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Akbar meminta agar mahasiswa berkolaborasi dan mendukung Gakkum Sulbar untuk mengungkap semua kasus penyerobotan kawasan HL di Sulbar yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab dan merusak lingkungan serta hutan Sulbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sulbar, Aco Takdir menegaskan akan segera menindaklanjuti laporan yang di sampaiakan aliansi mahasiswa pecinta lingkungan Sulbar. Karena dengan adanya laporan ini, sehingga Ia memiliki dasar untuk melakukan penindakan kepada perusahaan atas dugaan melakukan perambahan kawasan HL.
“Laporan adek mahasiswa ini akan segera kamibtindaklanjuti. Tapi karena keterbatasan personil maka akan ditindaki secara step by step, menurut skala prioritas yang kita tetapkan. Kita akan segera melakukan lacak balak peninjauan apakah benar laporan yang disampaikan mahasiswa ini,” pungkas Aco Takdir. (*)
Leave a Reply