Sulbar Perkuat Tim Tanggap Krisis Kesehatan Melalui Pelatihan Bersama Médecins Sans Frontières (MSF)

MAMUJU, REFERENSIMEDIA.COM — Perkuat sistem ketahanan kesehatan daerah, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan organisasi internasional Médecins Sans Frontières (MSF) menggelar Pelatihan Krisis Kesehatan Batch 1 di Hotel Matos Mamuju, 17–19 Juni 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari strategi transformasi sistem kesehatan nasional, khususnya dalam penguatan sistem penanganan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan. Pelatihan melibatkan berbagai unsur-tenaga kesehatan, lintas sektor, dan fasilitator ahli dari pusat dan MSF untuk memastikan kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi potensi krisis kesehatan, baik di level provinsi maupun kabupaten di Sulawesi Barat.
Kegiatan ini dihadiri oleh narasumber dari Kementerian Kesehatan, fasilitator MSF, serta para peserta dari berbagai instansi kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Turut hadir secara khusus Joseph Azeem, Head of Mission MSF Indonesia, yang menyampaikan pentingnya solidaritas dan kapasitas lokal dalam menjawab tantangan krisis kemanusiaan dan kesehatan di masa depan.
Jospeh Azeem menyatakan bahwa Pelatihan ini merupakan bagian dari program E-Hub (Emergency Preparedness and Response Hub), sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dan relawan dalam menghadapi situasi darurat dan krisis kesehatan.
Program ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2023, dan telah dilaksanakan di wilayah Banten dan Aceh pada tahun 2024. Tahun ini, 2025, pelatihan E-Hub dilaksanakan di Ambon, Sulawesi Barat, dan Aceh sebagai bagian dari komitmen bersama untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan siap siaga di seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Asran Masdy menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor yang adekuat, serta membangun tim krisis yang kompak, responsif, dan profesional.
“Penanggulangan bencana adalah penanganan multisektoral yang terintegrasi. Diperlukan sinergi antara masyarakat, pemerintah, swasta, dan lembaga non-pemerintah dalam satu kesatuan koordinasi,” ujarnya.
Pelatihan ini juga diharapkan dapat mencetak tenaga cadangan kesehatan yang teregistrasi dan terlatih, serta memperkuat terbentuknya Klaster Kesehatan di berbagai level wilayah.
Dengan kolaborasi ini, Sulawesi Barat meneguhkan komitmennya menjadi provinsi yang lebih siap menghadapi ancaman krisis kesehatan.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI serta menjadi salah satu contoh praktik baik sinergi pemerintah dan lembaga internasional dalam membangun sistem tanggap darurat kesehatan yang tangguh di daerah. (mk)
Leave a Reply