Daerah Majene News Pemerintahan

Distrans Sulbar Gelar Konsultasi Publik Amdal Jalan Transmigrasi Ratte-Ulumanda, Masyarakat Antusias dan Mendukung 

MAJENE, REFERENSIMEDIA.COM — Dinas Transmigrasi (Distrans) Sulawesi Barat melaksanakan kegiatan konsultasi publik penyusunan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) Jalan di kawasan Transmigrasi Ratte-Ulumanada di Aula Kantor Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Selasa, 5 Maret 2024.

 

Konsultasi publik sebagai sosialisasi mengenai studi Amdal dihadiri oleh Leading sektor terkait, seperti Kepala Dinas Kehutanan Sulbar, DLH Sulbar, DLHP Kabupaten Majene, DLHP Kabupaten Polewali Mandar, Teknis Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Malunda Kabupten Majene, Para Kepala Desa serta Tokoh Masyarakat yang berdampak atas perencanaan pembangunan jalan tersebut.

 

Kepala Distrans Sulbar, H.Ibrahim dalam sambutannya memaparkan bahwa Amdal yang dihasilkan dari konsultasi publik ini akan menjadi dasar dalam pembangunan jalan Transmigrasi Ratte-Ulumanda. Dokumen tersebut merupakan hasil rangkuman dari saran dan kritik yang diberikan oleh masyarakat serta menjadi kesepakatan yang harus dilaksanakan oleh tenaga Ahli dari PT. Rancang Rencana Indonesia sebagai konsultan pelaksanaan Amdal.

 

“Konsultasi Publik merupakan kegiatan yang wajib dilakukan dalam pengurusan dokumen AMDAL untuk melihat respon masyarakat terkait rencana pembangunan jalan di kawasan transmigrasi. Dan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang kegiatan yang wajib memiliki Amdal,” ujar Ibrahim.

 

Tenaga Ahli dalam Konsultasi Publik, Ir. Muhammad Nuhun bertindak sebagai Penyusunan AMDAL memaparkan Bahwa tim telah melakukan tracking dari titik awal dan akhir jalan kawasan transmigrasi ratte-ulumnada sepanjang 5,6 km.

 

“Secara administrative lokasi jalan ini melalui Desa Besoangin Kecamatan Tubbi Taramanu, Kabupaten Polman dan Desa Panggalo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene. Lokasi kegiatan ini berada/berbatasan dengan kawasann lindung dengan titik koordinat awal 3º11’37,699” S dan 118 º 56’27,610’ E dan titik akhir 3º9’25,084” S dan 118º 55’37,263’,” ujarnya.

 

Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Amdal, Adiyaat Ridho Agam mengatakan dampak Positif dan Negatif yang diperkirakan akan timbul akibat pembangunan jalan penghubung kawasan transmigrasi Ratte-Ulumanda ini antara lain, perubahan fungsi lahan, peningkatan kebisingan, peningkatan erosi dan sedimentasi, gangguan kelancaran lalu lintas, gangguan keselamatan lalu lintas, gangguan flora dan fauna, serta gangguan aksesibilitas lokal.

 

“Selain itu, juga peningkatan berusaha masyarakat, perubahan mata pencaharian masyarakat, perubahan pendapatan masyarakat, perubahan kondisi masyarakat, perubahan persepsi dan sikap masyarakat,” kata Adiyaat.

 

Sementara Kepala dlDesa dari empat desa tersebut menyatakan dukungan mereka terhadap rencana pembangunan Ruas Jalan penghubung transmigrasi Ratte- Ulumanda. Mereka juga meminta beberapa hal, seperti prioritas penerimaan tenaga kerja dari desa-desa terkait, pembangunan infrastruktur jalan dengan standar nasional untuk akses transpotasi hasil pertanian masyarakat.

 

Acara konsultasi publik dibuka dengan paparan terkait penyusunan dokumen AMDAL yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab atau diskusi. Dari konsultasi publik yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa masyarakat sangat antusias dan sangat mendukung pembangunan jalan Transmigrasi Ratte-Ulumanda.

 

Dimana dengan pembangunan ini dapat membuka akses yang sampai saat ini masih merupakan daerah terpencil dan terisolir. Besar harapan dari masyarakat setempat agar dokumen AMDAL segera selesai supaya Izin Lingkungan dapat diterbitkan sehingga pembangunan jalan ini dapat terwujud. (ilh/*)

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.